Sejak kecil aku ingin menjadi Ilmuwan. Diantara banyak
temanku yang rata-rata ingin menjadi Guru, Dokter, Polisi, hanya aku saja yang
memiliki cita-cita ingin menjadi seorang Ilmuwan.
“kenapa cita-cita kamu tidak umum seperti cita-cita anak
yang lainnya?” Bu Aisyah wali kelasku saat aku kelas 5 SD selalu bertanya
seperti itu, tetapi aku tidak pernah menjawabnya.
Bagiku Ilmuwan itu suatu profesi yang keren. Tetapi sejak
SD hingga sekarang aku tidak pernah menyukai pelajaran para Ilmuwan, yaitu
pelajaran IPA. Justru aku menyukai pelajaran bahasa, apa lagi bahasa Inggris.
Seiring berjalannya waktu, cita-cita kecilku berubah,
saat duduk di kelas 8 aku memilih cita-cita menjadi seorang Astronot. Lagi dan
lagi cita-cita yang sangat tidak umum bagi kebanyakan orang di sekitarku.
Mungkin mereka berfikir jika menjadi seorang Astronot itu sangatlah susah. Dan
juga aku tidak begitu ahli dalam pelajaran IPA.
Aku selalu berfikir, kenapa IPA menjadi prioritas dalam
semua cita-cita yang bisa dibilang cita-cita yang tinggi, seperti Ilmuwan, Dokter
ataupun Astronot.
Saat aku masuk ke SMA. Lagi-lagi aku memiliki cita-cita
baru. Ya, aku ingin menjadi seorang Dokter. Bagiku Dokter itu cita-cita yang
mulia. Mereka bisa menolong orang yang sedang sakit. Tetapi satu masalahnya,
aku kurang suka dengan pelajaran IPA. Lalu aku memikirkannya lagi. Sudah jelas
aku tidak memiliki bakat dalam cita-cita yang satu ini.
Sampai sekarang aku masih bingung sebenarnya cita-cita
asliku itu apa? yang sesuai dengan minat dan bakatku. Mungkin aku akan
melupakan cita-cita masa kecilku yang sangat rumit dan berubah-ubah. Saat naik
kelas 11, aku mengambil jurusan bahasa. Dan tentu saja aku akan ditolak di
beberapa perguruan tinggi jika aku mengambil jurusan yang berbau IPA. Aku tidak mau memaksakan diri untuk menggapai
cita-cita yang hanya aku inginkan karena “keren” saja. Sekarang aku memulai
masa baru dalam hidupku dalam menentukan minat dan bakatku di bidang bahasa.
Jadi, menjadi apa aku nantinya akan aku sesuaikan dengan bakat terpendamku saat
ini.
Kebanyakan di Sekolah lain yang memiliki jurusan bahasa
selalu memberi kasta rendah untuk kelas bahasa. Itu sangatlah umum. Termasuk
juga di Sekolahanku. Kasta pertama tentunya diduduki oleh jurusan IPA, kedua
IPS. Tetapi bagiku semua asumsi itu salah, semua jurusan itu sama, semua
tergantung pada siswanya. Jika dia tAnggung jawab dan disiplin. Pasti akan
sukses dibidangnya.
Dan saat ini cita-citaku adalah menaikkan kasta jurusan
bahasa, walau sangat tidak mungkin.
Namaku Nabila Aulia Putri, biasa dipanggil Bella atau Bell.
Aku duduk di bangku kelas 12 bhs 1 di SMA Budi Mulia Surabaya. aku menikmati
takdirku menjadi seorang anak bahasa. Aku cinta bahasa.
Bagi beberapa anak bahasa, bahasa itu sebuah jurusan yang
langkah dan real. Karena dalam
jurusan bahasa, kita hanya mepelajari ilmu pasti. Misalkan bahasa Inggris, itu
sudah pasti ada gunanya. Berbeda dengan jurusan IPA dan IPS. Kalau kata anak
bahasa, jurusan IPS itu jurusan yang aneh, karena pekerjaannya menghitung uang,
tetapi uangnya tidak pernah ada. Kalau jurusan IPA, pasti bikin botak gara-gara
memikirkan pelajaran kimia atau fisika yang “katanya” super sulit.
Semua memang bebas berkata mengunggulkan komunitas atau
dirinya dan membanding-bandingkan dengan yang lain. Tetapi bagiku yang jelas
semua memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mungkin kalau aku
menjadi anak IPA atau IPS, aku akan mengunggulkan mereka. Tetapi, berhubung aku
ditakdirkan menjadi anak bahasa, aku akan melakukan hal yang sama dengan anak
bahasa yang lainnya, yaitu meningkatkan taraf bahasa di mata internasional.
Ketinggian tidak ya? Ahh,, katanya kan gantungkan cita-citamu setinggi langit.
Siapa yang akan tahu nantinya? Mungkin aku bisa mewujudkan semua ini. Aku
memiliki banyak cita-cita, mungkin karena aku bukan tipe orang konsisten pada
satu hal. Aku selalu ingin menjadi apapun yang aku inginkan. Kedepannya, kita
lihat saja J
0 komentar:
Posting Komentar